
Tipografi dalam Web Design
Salah satu pengetahuan di bidang tipografi adalah anatomi huruf.
Anatomi huruf ialah bagian-bagian penyusun huruf. Setiap jenis font
memiliki anatominya masing-masing dan tentunya ini akan memiliki dampak
psikologis dan komunikasi yang berbeda-beda pula bagi pembacanya. Setiap
aspek pembentuk anatomi font juga menentukan karakter dari font.

Serif Font
Keluarga Serif font adalah salah satu jenis font tertua, font ini sudah
ada sejak tahun 1200. Salah satu jenis keluarga Serif font yang sering
kita kenal adalah Times New Roman, Georgia, Book Antiqua, Palatino dan
Garamond. Serif Font juga sering disebut sebagai huruf 'bersepatu'
karena memiliki pemanjangan pada bagian serif-nya (lihat gambar di
atas). Font-font ini mencerminkan kualitas dan ketegasan. Selain itu,
serif font juga dipercaya lebih mudah dibaca, diingat, dan mudah diserap
oleh otak. Surat kabar dan majalah sering sekali menggunakan font ini
sebagai main tipografinya.

Tetapi karena detil anatominya menjadi tidak sempurna saat muncul di
monitor (resolusi 72 dpi), maka Serif font lebih cocok untuk digunakan
dalam media offline beresolusi tinggi (300 dpi) seperti buku dan surat
kabar, di mana mereka dapat tampil secara detil dan lebih mudah dibaca.
Mereka tidak cocok untuk teks online kecuali bila diset lebih besar dari
biasanya.
Slab-Serif Font
Slab-serif font adalah subclass dari font serif. Font ini seperti Serif
font tetapi memiliki garis lurus yang tegas (tidak melengkung).
Slab-serif font menyajikan sebuah keharmonisan antara keterbacaan font
serif dan tampilannya di monitor. Meskipun font ini sebenarnya juga
kurang pantas untuk disajikan dalam ukuran kecil karena akan kehilangan
detilnya dan menjadi sulit dibaca.

Salah satu tipe Slab-Serif Font yang cukup populer ialah Rockwell
Sans-Serif Font
Sans-serif font ialah font yang tidak memiliki serif sama sekali
("sans" berasal dari bahasa Perancis yang berarti "tanpa"). Keluarga
Sans-serif font adalah font yang paling tepat untuk digunakan dalam web design.
Karena font ini tetap nyaman dibaca di layar monitor. Sans-serif font
juga cocok untuk judul, karena mereka cukup menonjol dan mudah dibaca
dari jauh.

Keluarga sans-serif font yang paling sering dipakai ialah Helvetica
(yang dikenal sebagai Arial di Windows), Trebuchet MS, Lucida Grande,
dan Verdana. Semua font ini memiliki karakter yang 'bersih' dan mudah
dibaca walau berukuran kecil.
Character Proportion
Yang dimaksud 'Character Proportion' adalah font yang memiliki lebar
karakter sama, tidak peduli itu huruf 'w' atau 'i' semuanya dicetak
dalam lebar yang sama (seperti huruf di mesin ketik manual). Hal ini
membuat karakter lebih sulit untuk dibaca dalam ukuran normal karena
bentuk huruf-hurufnya yang kurang proporsional. Salah satu anggota
keluarga Character Proportion font ialah Courir New.

Font tipe ini jelas kurang sesuai untuk digunakan sebagai main
tipografi dalam web, tetapi tipe font ini memang wajib digunakan dalam
pemrograman atau penyajian kode-kode HTML karena memiliki lebar huruf
yang sama dan mudah dihitung spasinya.
Cursive dan Fantasy Font
Dua keluarga font lain yang paling sering digunakan ialah Cursive dan
Fantasy. Dua keluarga font ini adalah font-font khusus yang tidak sesuai
untuk digunakan dalam teks tubuh tetapi cukup tepat jika diterapkan
dalam situasi tertentu (untuk judul atau header misalnya).

Font Cursive, seperti Comic Sans MS di atas memang kelihatannya cukup
'ramah' dibaca, tetapi akan memunculkan kesan 'kurang profesional'
sehingga umumnya tidak disukai. Sedangkan font tipe Fantasy seperti
Jokerman tampaknya tidak berperan besar dalam web, tetapi dapat
digunakan sebagai judul atau bagian-bagian menonjol lainnya. Cursive dan
Fantasy Font dianggap terlalu-dekoratif jika terlalu banyak digunakan
karena membuat teks tersebut sulit dibaca.
Kesimpulannya, web designer biasanya akan cenderung menggunakan Verdana
- dan memang Verdana-lah yang paling banyak digunakan di web design.
Hal ini karena tingkat keterbacaannya yang tinggi. Verdana akan tampak
sempurna jika disajikan dalam ukuran 11 piksel. Makin besar ukurannya,
biasanya Verdana makin susah dibaca. Verdana yang berukuran standar juga
dinilai mampu memberikan kesan profesional.
Helvetica/Arial sebenarnya juga memiliki variasi font (bold, italic,
dsb) yang cukup bagus. Tetapi font ini jarang dipakai karena 'bentuknya'
tidak sebagus Verdana. Trebuchet MS juga cukup baik, lebar dan spasinya
mirip dengan Arial, dan akan memunculkan karakter tersendiri karena
font ini cukup jarang digunakan. Sedangkan Times New Roman adalah font
yang dirancang untuk desain cetak dan sebaiknya tidak digunakan dalam
web design, kecuali jika dipasang dalam ukuran besar. Courier New juga
berguna untuk menampilkan potongan kode-kode pemograman tetapi jangan
gunakan font ini untuk body teks apalagi main tipografi.
Sedangkan untuk masalah ukuran huruf, yang harus diketahui ialah: Makin
besar ukuran font, maka font akan makin susah dibaca dan sulit dipahami
karena akan membuat fokus/konsentrasi si pembaca buyar, akibatnya
informasi pun menjadi tidak tersampaikan secara sempurna; Sedangkan
Makin kecil ukuran font, akan membuat pembaca harus makin konsentrasi
untuk membacanya, yang biasanya akan membuatnya jadi malas membaca.
Memang, sebagian besar orang Indonesia beranggapan bahwa font yang makin
besar adalah makin 'jelas', tetapi berbagai penelitian psikologi
komunikasi dan berbagai survey malah membuktikan bahwa ukuran yang
efektif adalah ukuran font yang 'pas' (untuk paragraf/body text, untuk
tipe sans-serif adalah 12-14px).
Seorang web designer harus bisa menentukan ukuran font yang 'pas'. Font
di buku anak-anak misalnya, tentunya akan di-set dengan ukuran yang
lebih besar (biasanya sekitar 16-22pt), karena anak-anak lebih tertarik
pada 'bentuk' daripada 'makna' di balik tulisan tersebut. Semakin
dewasa, maka pengertian ini akan menjadi makin bergeser, yaitu lebih
tertarik pada 'makna' dari pada 'bentuk' nya.
Sebenarnya, selain bentuk font, banyak hal lain yang menentukan
bagus-tidaknya atau komunikatif-tidaknya tipografi dalam web design,
seperti warna
font, tingkat kontras, proporsi, bloking, sinergi bentuk, dan lain
sebagainya. Kesesuaian pemilihan font dengan konsep web design
keseluruhan seperti minimalis, retro, paper style,
dan lain sebagainya juga harus turut diperhitungkan. Mungkin
kapan-kapan akan kita jelaskan lebih detil mengenai tipografi dalam web design.. ^^
0 komentar:
Posting Komentar